Thursday, November 7, 2013

Little Guy




Kilas wajahnya lembut ketika hatinya sedang tersentuh, berubah menjadi keras ketika ia menahan amarah karena hatinya tersakiti dan menunduk penuh kesal karena ketidakberdayaannya, atas segala kesalahan yang selalu ditimpahkan kepadanya.
Sesaat yang lalu dia begitu ceria, tapi amarah yang datang tiba-tiba menyalahkan kekurang sempurnaan dia dalam melakukan perintah, menghapus keceriaan itu dan berganti kelabu. Nyeri adalah gambaran hati anak lelaki itu, tapi dia tak kuasa melawan amarah yang memberangus kepercayaan dirinya.
Jiwanya tidak terisi kenangan indah masa kecil, hanya tertempa kekerasan kata dan sikap, seringkali menahan tangis meski sakit mendera karena tahu takkan ada peluk dan perlindungan, seringkali hanya duduk di sudut tanpa teman menemani.
 Suatu ketika, suara lembut menyapanya “Wahai anak berbaju putih, jangan kau serap segala terpaan keburukan jiwa yang sering menyentak hatimu, jangan kau serap keburukan sikap yang sering memberangus jiwamu, jangan kau serap amarah dahsyat yang sering mengecilkan hatimu... Tegarlah berdiri, busungkan dadamu, tinggikan hargadirimu, bijakkan hatimu, luaskan pikiranmu, lembutkan kata-katamu, dan indahkan sikapmu. Jadilah Lelaki rendah hati yang pemberani. Karena  kau, kaulah yang menjadi pengisi jiwa-jiwa kosong kami... “
......

0 comments:

Post a Comment