Seringkali perasaan yang sama muncul, kuat,
terhadap figur yang nyata berarti untuknya, apakah hanya dugaan atau memang
benar adanya. Sebenarnya cape karena
jiwa tersedot terhadap dugaan itu. Insting kah, atau hanya dugaan. Karena indahnya
sikap yang tak biasa, senyum manis yang tersembul, mata teduh menyimpan
kebahagian yang dirahasiakan, sikap yang tenang karena memiliki peneduh hati di
sana, kesabaran terpancar, gambaran akan kesabaran menunggu bertemu lagi
dengannya karena terhalang jarak dan waktu. Tak hanya sikap yang nyata terasa,
bahkan hatipun tak tahan ia buka, butanya cinta telah menguasai hati dan
pikirnya, hingga tak sadar telah membuka rahasia hati.
Insting hanya mengarah padanya, padahal bersuapun
belum, hanya nama yang disebut. Rasa tak bisa dibohongi, logika tak bisa
dibantah. Ketika bertemu, begitulah nyatanya insting ini berkata. Bahasa tubuh,
delik mata, tawa manja, kehati-hatian menjaga hatinya, ungkapan kalimat yang menguatkan rasa. Semakin jelas dan mudah menyatukan
potongan-potongan kejadian. Nyata jawaban atas insting yang kuat mengarah.
Butuh kekuatan untuk menyaksikan ‘indahnya’ cinta yang tertahan keadaan, asa
ingin berpaut tapi ada penghalang. Butuh keikhlasan sangat untuk memaklumi
tumbuhnya taburan rasa di depan mata.
Nampak
bahagia ketika berdekatan, lembutnya kata yang disampaikan, mata yang berbinar
kala dengan menorehkan luka, selalu terselip cerita tentangnya, pujian
terangkai kala jauh darinya, khawatir berlebih ketika kesedihan sedang
melandanya. Kala tak tahan menyaksikan, doapun bertabuhan memohon kebaikan
dariNya. Jawaban hadir, dan amarah yang
sangat kala ia dipisahkan. Tak sadar bergumam, gelisah selalu menyebut namanya
ketika terpisahkan waktu dan ruang. Sementara ada yang terluka menyaksikan
dalam diam, beradu di sampingnya..
0 comments:
Post a Comment